Arsip untuk Mei, 2011

Evanescence

Evanescence

Dari kiri ke kanan: John LeCompt, Amy Lee, Terry Balsamo, Rocky Gray, and Tim McCord.
Latar belakang
Asal Little Rock, Arkansas, AS
Tahun aktif 1995–2007 (on hiatus)
Label Wind-up
Situs web Evanescence.com
Anggota
Amy Lee
Terry Balsamo
Tim McCord
Mantan anggota
Will Boyd
Rocky Gray
David Hodges
John LeCompt
Ben Moody

Evanescence adalah sebuah grup rock dari Little Rock, Arkansas, Amerika Serikat.

Daftar isi

Sejarah

Evanescence didirikan oleh Amy Lee dan mantan gitaris Ben Moody. Mereka berdua berjumpa pada sebuah kamp anak muda di Arkansas, dimana Moody mendengar Lee bermain lagu I’d Do Anything for Love (But I Won’t Do That) karangan Meat Loaf pada sebuah piano.

Kemudian pasangan ini menemukan bahwa mereka sama-sama tertarik terhadap Jimi Hendrix dan Björk. Kemudian mereka bersama-sama menulis lagu (yang pertama adalah “Solitude” oleh Amy Lee, diikuti dengan “Understanding” oleh Ben Moody, “Give Unto Me” oleh Amy Lee. Kemudian lagu keempat yang mereka tulis adalah “My Immortal”). Lagu-lagu ini lalu diubah sedikit secara lirik dan musiknya oleh Ashley Hincher. Oleh karena itu nama keduanya ditemukan pada bagian credit.

Untuk beberapa saat, mereka tidak dapat menemukan musisi lainnya yang bisa bermain dengan mereka dan tidak memiliki dana untuk membayar asistensi profesional, jadi mereka tidak bisa bermain musik secara live. Namun dua lagu mereka “Understanding” dan “Give Unto Me”, bisa masuk tangga musik lokal dan permintaan untuk pertunjukan live mulai meningkat. Setelah grup ini akhirnya bisa berpentas, mereka akhirnya menjadi salah satu pementasan terpopuler di daerah mereka. Mereka berpentas menggunakan beberapa nama termasuk “Childish Intentions” dan “Stricken,” sebelum memutuskan untuk menggunakan nama “Evanescence” (yang artinya adalah “berpudar”, atau “menguap seperti asap”). Amy pernah berkata bahwa ia menyenangi nama ini karena nama ini misterius dan gelap dan meninggalkan kesan yang mendalam dalam benak seseorang. Oleh karena itu ia menginginkan nama ini.

Karya-karya awal

Album perdana mereka, Origin (dirilis tahun 2000), kurang dikenal oleh masyarakat pecinta musik. Evanescence juga merilis dua EP, yang sekarang sangat dicari-cari para kolektor karena sangat langka: Evanescence EP (1998) dimana ada sekitar 100 eksemplar dan, Sound Asleep EP, yang juga dikenal sebagai Whisper EP (1999), dan terbatas pada 50 eksemplar.

Tidak aneh, Origin dan kedua EP ini mengandung versi-versi demo dari beberapa lagu yang ada di album perdana mereka. Bahkan, rekaman lagu “My Immortal” juga ditemukan di Fallen selain terdapat di Origin, dikurangi beberapa instrumen pengiring. Namun Amy Lee sendiri menganggap bahwa rekaman ini bukan sebuah album yang sejati namun hanya sebuah kumpulan lagu-lagu demo (di mana beberapa di antara tidak dipentaskan secara baik) yang dikirimkan ke perusahaan-perusahaan musik. Hanya 2.500 eksemplar dari rekaman ini yang pernah dibuat dan dengan ini membatasi availability-nya hanya kepada beberapa yang mujur bisa membelinya pada tahun-tahun awal atau kepada mereka yang bersedia membayar ratusan dolar. Sebagai reaksi, Amy Lee bahkan mendorong para penggemar untuk men-download-nya dari internet pada sebuah wawancara.

Tidak mengherankan beberapa perusahaan pembajakan menjual rekaman-rekaman bajakan Origin, biasanya sebagai “rilis ulang Rusia” dan pada harga yang tinggi. Oleh karena itu disarankan bahwa para penggemar seyogyanya jangan membuang uang mereka pada sebuah eksemplar Origin karena kemungkinan besar bukan eksemplar asli dan tidak menguntungkan grup ini lagi.

Fallen

Gambar sampul Fallen

Album utama pertama mereka “Fallen” sudah mendapatkan penghargaan 6x Platinum, dan berada selama 43 pada Billboard Top 10. Lalu lebih dari 12 juta eksemplar album ini laku terjual.

Single Evanescence utama yang pertama; “Bring Me to Life” merupakan sebuah dobrakan dunia bagi band ini dan mencapai urutan ke-5 pada Billboard Hot 100 di Amerika Serikat, sementara “My Immortal” yang sama-sama populer mencapai urutan ke-7 di AS. Lalu dimasukkannya lagu-lagu ini dalam soundtrack film Daredevil menolong mereka menjadi populer dan membuat posisi mereka di dunia musik menjadi kokoh.

Lalu single “Bring Me to Life” juga mendapatkan pengakuan untuk band ini pada Grammy Awards of 2004, dimana band ini diberi penghargaan Grammy Award for Best Hard Rock Performance. Pada waktu yang sama, Evanescence juga diberi penghargaan Grammy Award for Best New Artist.

Dua single dari album Fallen yang dirilis termasuk “Going Under” dan “Everybody’s Fool“, yang juga dibuatkan video klip.

Lalu lagu Breathe No More yang sebelumnya belum dirilis, termasuk pada soundtrack film Elektra yang dirilis tahun 2005.

Kepergian Ben

Pada 22 Oktober 2003, Moody secara tiba-tiba meninggalkan band ini, padahal sedang berada di tengah-tengah tur Eropa. Alasannya mula-mula yang dilaporkan karena mereka mengalami “perbedaan secara kreatif.” Namun pada sebuah wawancara beberapa bulan kemudian, [1], Amy Lee berkata: “Kami mencapai suatu titik dimana jika tidak sesuatu halpun berubah, kami tidak akan bisa membuat album kedua.”

Setelah saat itu, Amy Lee pernah berkata bahwa kepergiaan Ben hampir bisa dikatakan melegakan karena keberadaannya menciptakan ketegangan dalam band. Terry Balsamo dari band Cold mengganti Moody. Belum lama ini Moody mengaku dalam sebuah wawancara bahwa ia mengidap bipolar disorder, namun meninggalkan terapi narkoba dan alkohol ketika ia sedang terlihat pertikaian dengan Evanescence. Ia juga berkata bahwa lagu yang ditulisnya ketika kepergiannya secara tiba-tiba dan berjudul “10/22”, mula-mula ditulisnya untuk menjelek-jelekkan Amy Lee. Namun setelah berintrospeksi Moody membeberkan bahwa ia sebenarnya membicarakan dirinya sendiri dan bukan Lee.

Anywhere But Home

Anywhere But Home dirilis pada tahun 2004 pada format DVD/CD. . DVD ini merupakan rekaman dari pertunjukan mereka di Paris beserta beberapa fitur di belakang panggung, seperti penandatanganan CD dan warming up. CD-nya sendiri berisi beberapa lagu yang sebelumnya belum pernah dirilis seperti “Missing”, “Breathe No More” (dari film Elektra) dan “Farther Away”. Lalu dalam CD ini terdapat pula lagu cover Korn “Thoughtless” yang pernah mereka mainkan pada beberapa pertunjukan live.

The Chronicles of Narnia

Amy Lee diminta untuk menulis sebuah lagu tema untuk versi film tahun 2005 The Chronicles of Narnia: The Lion, the Witch and the Wardrobe, namun lagunya ditolak oleh para produser karena dianggap “terlalu gelap dan bersifat epos”. Lee kala itu berpikir untuk menyesuaikan lagunya, namun akhirnya ia memutuskan bahwa “ia tidak akan pernah berkompromi mengenai karya seninya untuk apapun.”

Lee sudah memberikan sinyal bahwa para penggemar bisa mendengarkan lagu Nanrnia yang tak terpakai ini di masa depan. Pada halaman web EvBoard, papan pesan resmi Evanescence, Amy Lee berkata bahwa tidak ada yang hilang dan bahwa lagu ini merupakan bahan yang menarik untuk album baru mereka.

Proyek-proyek terkini

Evanescence sekarang sedang berada dalam persiapan rekaman album ketiga mereka yang akan dirilis di tahun 2010 ini. Lagu pertama dari album ini adalah “Call Me When You’re Sober“. Musik videonya berhasil mendapatkan posisi puncak di MTV untuk sembilan hari. Musik videonya diawali dengan Amy Lee bernyanyi menghadap keatas, lalu off-screen dimana dia diperlihatkan sedang makan malam dengan seorang pria. Pada bagian awal lagu, Amy Lee bernyanyi sambil mengelus seekor srigala. Pada bagian chorus kedua lagu, Amy Lee bernyanyi sambil menuruni tangga dan ditemani oleh empat orang penari latar bertema Gothic. Sambil Amy Lee menyanyi, mereka menari dengan teratur dan pada akhir bawah tangga, mereka berpose seakan memberi kekuatan pada Amy. Saat Amy menyanyikan bait “You never call me when you’re sober”, Amy dan keempat penari tersebut berdiri merendah, dan Amy terbang keatas perlahan. Saat hentakan lagu sebelum bagian akhir, keempat penari tadi juga terbang dan berputar-putar di sisi kiri dan kanan Amy. Pada chorus akhir lagu, Amy dengan pria tadi di meja makan berseteru, membuat Amy melompat ke meja dan menendangi semua peralatan makan dan -anehnya- juga kursi. Setelah menendangi semua peralatan makan dan kursi, Amy menyanyikan bait terakhir “I’ve made up your mind..”, pria tadi berusaha mendekat namun ditahan oleh Amy. Scene berakhir dengan Amy yang bermain piano mengadahkan kepalanya keatas, dan sedikit tertawa.

Gulat

Walaupun bukanlah sebuah bagian penting dari kariernya, beberapa karya Evanescence pernah dipakai di dunia gulat. Sebelum lagu “Bring Me To Life” dirilis di Amerika Serikat, lagu itu sudah menjadi musik tema untuk WWE No Way Out 2003. Christian Cage, seorang pegulat, memakai versi lain dari lagu “My Last Breath” sebagai musik iringannya.

Kontroversi Kekristenan

Pada awalnya Evanescence dianggap sebagai bagian dari Christian rock dan bahkan album mereka dijual di toko-toko Kristen. Namun para anggota band ini sudah menyatakan bahwa mereka tidak mau dianggap sebagai sebuah grup Christian rock, apalagi setelah Moody memaki-maki pada sebuah wawancara. Tidak lama kemudian toko-toko Kristen menghilangkan album-album mereka dari rak-rak mereka. Setelah itu Amy Lee menyatakan bahwa mereka BUKAN sebuah grup Kristen dan akan menghargai apabila gosip ini akan berhenti.

Namun biar bagaimanapun terdapat bukti bahwa Evanescence merupakan sebuah grup Kristen dan hal ini terutama terlihat atau terdengar jelas pada lagu mereka “Tourniquet“.

Persamaan

Band ini seringkali disamakan dengan band nu-metal seperti Linkin Park, P.O.D. dan Papa Roach, namun banyak penggemar yang menolak karena persamaan ini kurang tepat karena hanya berdasarkan lagu “Bring Me to Life” saja, yang juga menampilkan vokalis 12 Stones; Paul McCoy yang bermain musik bergaya rap pada beberapa bagian pendek lagu ini. Namun hal ini tidaklah representatif bagi kebanyakan lagu-lagu mereka, baik di album Fallen maupun karya-karya mereka yang lebih awal. Evanescence juga disamakan dengan band-band seperti In Winter, Lacuna Coil, Nightwish, dan Within Temptation, yang semuanya memakai vokalis wanita dan tema-tema lirik yang gelap, namun band-band terakhir ini biasa dianggap symphonic metal/gothic metal dan bukan rock.

Pada saat pementasan secara live, Evanescence seringkali memainkan lagu-lagu cover dari band-band semasa seperti A Perfect Circle, The Offspring, Garbage, Metallica, dan Korn. Mereka juga pernah mementaskan lagu-lagu grup rock alternatif yang sudah dibubarkan seperti Soundgarden dan The Smashing Pumpkins.

[sunting] Anggota band

[sunting] Anggota terkini

Mantan anggota

Diskografi

Informasi Album
Fallen

  • Released: March 2003 (North America)
  • Chart positions: #1 UK, #3 U.S., #1 CAN, #1 AUS
  • Certifications: 6x platinum (RIAA — U.S.)
  • U.S. sales: Over 6 million
  • Worldwide sales: 12 million
  • Singles:
    • 2003: “Bring Me to Life” — #5 U.S.; #1 CAN (2 weeks); #1 UK (4 weeks); #1 AUS (6 weeks), #1 Latvia (4 weeks)
    • 2003: “Going Under” — #26 U.S.; #1 CAN; #8 UK; #14 AUS, #11 Latvia
    • 2004: “My Immortal” — #7 U.S.; #1 CAN (6 weeks); #7 UK; #4 AUS, #2 Latvia
    • 2004: “Everybody’s Fool” — #24 UK; #1 CAN; #23 AUS; #19 BG

EP

Album live

  • 2004: Anywhere but Home— #6 (U.S. Multiplatinum Certified DVD)
    Live in Paris; includes DVD of concert, music videos, behind-the-scenes footage, etc.

Daftar lengkap rekaman Evanescence

Evanescence EP (Desember 1998, dirilis oleh BigWig Enterprises)[edisi terbatas, hanya 100 eksemplar]:

  • 1. Where Will You Go (EP versi)
  • 2. Solitude
  • 3. Imaginary (EP versi)
  • 4. Exodus
  • 5. So Close
  • 6. Understanding
  • 7. The End

Sound Asleep/Whisper EP (Agustus 1999 dirilis oleh Evanescence dengan pertolongan dari BigWig Enterprises)[edisi terbatas, hanya 50 eksemplar]:

  • 1. Give Unto Me (Sound Asleep versi)
  • 2. Whisper
  • 3. Understanding (Sound Asleep versi)
  • 4. Forgive Me
  • 5. Understanding
  • 6. Ascension of The Spirit (instrumental)

Origin (4 November 2000, oleh BigWig Enterprises):

  • 1. Origin (instrumental)
  • 2. Whisper
  • 3. Imaginary (Origin version)
  • 4. My Immortal
  • 5. Where Will You Go
  • 6. Field Of Innocence
  • 7. Even In Death
  • 8. Anywhere
  • 9. Lies
  • 10. Away From Me
  • 11. Eternal (instrumental)

Fallen (4 Maret 2003, oleh Wind-Up Records) [debut album]:

  • 1. Going Under
  • 2. Bring Me To Life
  • 3. Everybody’s Fool
  • 4. My Immortal
  • 5. Haunted
  • 6. Tourniquet
  • 7. Imaginary (versi Fallen)
  • 8. Taking Over Me
  • 9. Hello
  • 10. My Last Breath
  • 11. Whisper (versi Fallen)

(Beberapa saat setelah pertama kali diluncurkan ke pasaran internasional, lagu ke 12 ditambahkan ke album ini, yaitu My Immortal [versi band])

Anywhere But Home [live from Paris] (23 November 2004):

  • 1. Haunted [live]
  • 2. Going Under [live]
  • 3. Taking Over Me [live]
  • 4. Everybody’s Fool [live]
  • 5. Thoughtless (korn cover) [live]
  • 6. My Last Breath [live]
  • 7. Farther Away [live]
  • 8. Breathe No More [live]
  • 9. My Immortal [live]
  • 10. Bring Me To Life [live]
  • 11. Tourniquet [live]
  • 12. Imaginary [live]
  • 13. Whisper [live]
  • 14. Missing (previously unreleased)

The Open Door ( 3 Oktober 2006):

  • 1. Sweet Sacrifice
  • 2. Call Me When You’re Sober
  • 3. Weight Of The World
  • 4. Lithium
  • 5. Cloud Nine
  • 6. Snow White Queen
  • 7. Lacrymosa
  • 8. Like You
  • 9. Lose Control
  • 10. The Only One
  • 11. Your Star
  • 12. All That I’m Living For
  • 13. Good Enough

Daftar Album Single: Bring Me To Life promo single (Januari 2003, oleh Wind-Up Records):

  • 1. Bring Me To Life

Bring Me To Life single (April 2003, oleh Wind-Up Records):

  • 1. Bring Me To Life (album version)
  • 2. Bring Me To Life (bliss mix)
  • 3. Farther Away (final edit)
  • 4. Missing

Going Under single (September 2003, oleh Wind-Up Records):

  • 1. Going Under (album version)
  • 2. Going Under (live acoustic)
  • 3. Heart Shaped Box (acoustic Nirvana cover)
  • 4. Going Under (video)

My Immortal single (Desember 2003, oleh Wind-Up Records):

  • 1. My Immortal (band version)
  • 2. My Immortal (album version)
  • 3. Haunted (live @ AOL sessions)
  • 4. My Immortal (live from Cologne)

Everybody’s Fool single (Mei 2004, oleh Wind-Up Records):

  • 1. Everybody’s Fool (album version)
  • 2. Taking Over Me (live from Cologne)
  • 3. Whisper (live from Cologne)
  • 4. Everybody’s Fool (instrumental)

Ada juga lagu yang tidak pernah dijual secara umum, yaitu lagu demo mereka pada tahun 1997-1998 dan 2001-2002 yang banyak beredar di situs fan di internet.

Ricky Teddy , Rocker Juga Manusia

Friday, 12 December 2008
Bagi para penikmat musik, terutama rock, mungkin akan kaget ketika mengetahui sosok Ricky Teddy, 47 tahun, salah seorang dedengkot Group Band Jamrud kini lebih rajin mengkaji Islam dan berdakwah. Rumah Ricky, di Jl Permana Cimahi, Bandung,  yang sebelumnya sering dijadikan tempat kongkow, nongkrong dan tempat minum-minum oleh teman-temannya, kini dijadikan base camp untuk mengkaji Islam. Setiap Jumat malam, sekitar 30 sampai 50 orang jamaah, yang merupakan teman-teman Ricky rutin hadir mengikuti kajian Islam Permana. Ricky sendiri  mengaku kehidupan yang dirasakannya sejak empat tahun lalu ini lebih tenang dibanding sebelumnya, ketika masih ‘jahiliyah’. Inilah kisah perjalanan hidupnya.Kalau ditanya agamaku apa, aku pasti menjawab Islam. Karena sejak lahir orang tuaku Islam. Hingga sekarang agama yang tercantum di KTP-ku pun Islam. Namun terus terang aku tidak tahu banyak tentang Islam bahkan hingga aku berkeluarga. Waktu itu, yang bisa dikatakan aku hampir tidak pernah melaksanakan ajaran Islam seperti shalat atau membaca Alquran. Tentu ini bukan salah orang tuaku. Karena sejak kecil mereka telah menyuruhku shalat dan mengaji. Namun, mungkin karena kenakalanku, perintah itu tidak aku lakukan.

Tak pelak selama itu pula hidupku diliputi kegelisahan. Kalau ada orang beranggapan materi itu segalanya, atau memahami jika materi sudah terpenuhi maka akan mendapat kebahagiaan, itu keliru besar. Materi ternyata bukan segala-galanya. Bagiku materi itu hanya untuk penunjang saja. Buktinya meski aku punya segalanya, toh  masih ada rasa takut dan gelisah. Itulah yang terjadi. Itu semua baru kusadari sejak aku mendalami Islam empat tahun yang lalu.


Anak Bertanya soal Shalat

Kesadaranku akan Islam muncul sejak berkeluarga, punya istri dan anak. Waktu itu mereka sering bertanya apa itu Islam,  bagaimana cara mengerjakan shalat dan lainnya. Aku tidak bisa jawab. Aku bingung bagaimana menjawabnya.  Berawal dari situ, aku memanggil seorang ustad untuk mengajarkan Alquran kepada mereka. Aku suruh anak dan istri belajar mengaji. Sementara aku sendiri belum tertarik, biarin saja, yang penting anak istri yang bisa.

Tapi lama kelamaan aku berpikir, harus juga mulai belajar Islam. Apalagi saat itu aku belum bisa membaca Alquran sama sekali. Diam-diam aku nimbrung saat mereka mengaji. Lama-lama keterusan. Alhamdulillah akhirnya aku bisa juga  membaca Alquran, meski masih terbata-bata. Sedikit demi sedikit kemampuanku bertambah. Aku pun mulai belajar tata cara shalat dan ajaran Islam lainnya.

Sebagai  imam dalam rumah tangga, aku berkewajiban mendidik anak istri dengan ajaran Islam. Dan alhamdulillah anak istri semuanya mau hijrah. Aku juga mengajak hijrah keluarga yang lain dan teman-teman. Tapi itu tidak mudah. Sebagian mereka bisa menerima, sedang  yang lainnya belum bisa. Bahkan ada yang bilang aku ini fanatik.  Ketika ada yang bilang seperti itu, aku bilang ya nggak apa-apa. Aku hanya bisa berdoa semoga mereka itu bisa segera hijrah.

Sebenarnya ketika aku pertama kali mau shalat, ada perasaan malu. Masa rocker shalat. Karena ada perasaan malu itulah, aku pun melakukannya dengan ngumpet-ngumpet. Namun akhirnya aku sadar juga, tidak mungkin aku melakukan shalat sambil ngumpet terus. Aku harus melakukannya terang-terangan. Minimal kan dengan aku shalat ini bisa mengingatkan mereka yang belum shalat untuk shalat.


Takut Ketinggian

Aku ini takut ‘ketinggian’. Sementara profesiku di Jamrud itu, mobilitasnya selalu naik pesawat. Ketika naik pesawat, maka rasa takut pun kerap menghantuiku. Kalau  pesawat itu pasti jatuh,  tewaslah kita. Itulah yang selalu kebayang. Sering wajahku pun pucat pasi dan keringatan. Secara mental aku benar-benar merasa tersiksa.  Ini lebih parah dibandingkan tersiksa secara fisik.

Setelah merenung dan mulai belajar Islam, akhirnya aku bisa memahami bahwa hal itu wajar terjadi pada manusia. Setiap manusia itu lemah. Pasti ia tergantung kepada sesuatu. Ada saat-saat yang bisa kita kuasai dan ada saat yang kita dikuasai.  Di saat tidak dikuasai itulah kita harus pasrah.

Ketika naik pesawat misalnya, di situ ada pilihan pesawat apa yang akan kita ditumpangi. Tapi ketika  sudah memilih pesawat dan sudah di atas, maka kita harus pasrah. Karenanya setelah tahu Islam, sebelum berangkat dan naik pesawat aku pun selalu berdoa kepada Allah.

Sebelumnya tidak seperti itu. Ketika di atas pesawat, aku berusaha melawan rasa takut itu. Macam-macam kegiatan dilakukan, seperti minum khamr dan lainnya. Alhamdulillah saat itu tidak sampai kecelakaan. Tidak  terbayang, kalau saat itu celaka dan belum beriman, ke mana aku nanti setelah meninggal?
Enak Ngaji Dibanding Manggung

Terus terang, sejak  banyak mengkaji Islam, aku sering diminta untuk mengisi talkshow tentang masalah keislaman. Talk show di sini dalam artian aku menjadi motivator. Keilmuanku sebenarnya masih minim.  Tapi  meski begitu aku tetap sampaikan ilmu itu ke banyak orang di talk show tersebut. Aku katakan ini bukan profesi. Tapi ini kewajiban aku sebagai orang Islam.

Mengisi talkshow bagi aku adalah kepuasan tersendiri. Aku merasa lebih nyaman mengisi talk show dibanding ketika manggung nyanyi. Ini yang aku rasakan. Di sini aku bisa menyampaikan tentang keislaman yang dipahami ke banyak orang.

Karena itu aku sampaikan pesan kepada umat Islam, khususnya para penggemar Jamrud, mudah-mudahan mereka mau ngaji agar paham tentang Islam, kemudian mau mengamalkan dan selanjutnya bisa menyampaikan lagi ke teman-teman lainnya. Jangan dikira baik itu untuk sendiri saja, karena menurut hadist tidak dikatakan beriman seseorang sebelum peduli kepada orang lain.  [] Pendi


ImageDidit, Teman Dekat Ricky
Saat Ricky  belum banyak mengenal Islam dan belum ada pengjian rutin di rumahnya, kita-kita ini hidup agak bebas dan biasa minum minuman yang memabukkan. Tapi setelah Ricky berubah setidaknya kita segan untuk minum-minum lagi. Kita jadi malu sendiri. Awalnya kita merasakan agak aneh juga melihat perubahan Ricky itu.
Tidak nyangka Ricky bisa seperti sekarang ini. Kelebihan dia, setelah kenal sama ustad-ustad adalah banyak membaca buku-buku Islam. Karena itu bisa dikatakan di antara teman-temannya, Ricky itu ya ustad. Karena apa yang dibicarakan itu ada dalilnya.

ImageBudi Mulyana, Guru ngaji Ricky

Aku harapkan mudah-mudahan kang Ricky bisa istiqamah. Insya Allah beliau bisa berproses ke arah yang lebih baik. Mengamati perubahannya, aku salut. Dia dan teman-temannya mau terus  mengkaji Islam meski pun kepada orang yang usianya lebih muda. Padahal  tidak semua orang bisa mendengar perkataan orang di bawah usianya..

source: mediaumat.com
Sumber : http://thechamberoffriendship.wordpress.com/2009/02/09/ricky-teddy-rocker-juga-manusia/